Some guys like to undermine a girl's self-esteem with little verbal jabs. Eventually it all adds up. One bee sting doesn't hurt a horse, but enough bee stings can kill a horse. -Oliver Gaspirtz.
Kata-kata di atas artinya, Beberapa pria suka merendahkan harga diri seorang gadis dengan sedikit pukulan verbal. Akhirnya semuanya bertambah. Satu sengatan lebah tidak melukai seekor kuda, tetapi cukup sengatan lebah dapat membunuh seekor kuda. Oleh, Oliver Gaspirtz.
Pernah
nggak sih lo ngerasa sakit hati banget karena omongan orang? Atau hanya sekedar
sakit hati biasa aja. Pasti pernah ya, karena kebanyakan memang begitu. Hampir
semua orang pasti pernah ngerasain sakit hati itu. Mau kadar banyak maupun
sedikit kayaknya pasti rata-rata pernah deh ya. Jujur, gue sendiri
tipikal orang yang gabisa takes
everything easy dengan cepat dan menganggap hal itu kayak angin lalu,
karena pasti ujung-ujungnya gue pikirin, sengaja maupun nggak sengaja tetep ae kepikiran mana lama lagi stay diotak gue.
Tapi gue
kalo kelamaan begini kesiksa juga sih, soalnya mempengaruhi mood gue
sehari-hari dan hal-hal yang kayak gini bikin gue malas buat ngelakuin
kegiatan, karena otak gue udah terdistraksi sama hal yang tadi.
Gue mau ngasih
saran aja untuk yang suka atau sengaja maupun tidak sengaja menyakiti hati atau
perasaan orang lain. Kurang-kurangin ya? Udahan deh kalau bisa. Soalnya sakit
banget. Jujur. Sesakit itu. Iya kalau orang itu bukan tipikal perasa, kalau
seisal dia perasa gimana? Lo mau jadi penyebab seseorang menangis malam-malam
dan mentalnya agak terganggu karena ulah mulut lo itu?
Out of kata baperan ya, ini lebih tentang menghargai
satu sama lain. Menyakiti bukan hanya dari fisik, dan hal ini udah sangat
banyak orang tahu apalagi jaman sekarang. Tapi kadang yang tak terlihat itu
yang sakitnya lebih lama menetap.
Pas banget
tadi siang ada kejadian, seseorang ngatain gue sambil teriak. Ini kali pertama
sejak sekian lama orang ngatain gue lagi sambil teriak dan ngatainnya bukan
sekedar ngatain fisik kayak “gendut lu!” atau sejenisnya, tapi dengan gamblang
dia bilang “Mbak yang nggak cantik!” dia ngatain karena gue menghindar untuk
dipanggil dan memilih untuk tetap jalan meninggalkan dia dan orang-orang di
sampingnya. Bukannya gue haus akan pujian atau pengakuan tapi yaaa gini-gini
gue cewek cuy, kita bicara secara umum aja ya. Cewek mana yang hatinya ga
seneng ketika dipuji cantik? Hal itu berlaku juga kebalikannya. Cewek mana yang
nggak sakit hati dikatain jelek? Kadang gue bisa mentolerir kata ‘jelek’ karena
kata itu kayak udah umum banget tapi ‘nggak cantik’? hell! Kata-kata itu eperti justifikasi mutlak sebab lo tambahin
kata negatif di depan kata yang seharusnya mengisyaratkan keindahan di
dalamnya.
Gitu katanya
semua wanita itu cantik? Tapi apa? Hahahah. Banyak kaum pria yang mengeluh
kalau wanita hanya melihat pria dari tampilan luarnya aja. Nih gue kasih tahu
ya, mata diciptakan untuk melihat! Fisik yang indah membuat mata menatap tapi
apa cuma sebatas itu? Absolutely not! Daripada
fisik yang memikat, wanita lebih akan terpikat dengan sifat, sikap dan
bagaimana kalian membuat kami nyaman. Udahlah, dapet dah tu tapi ya jangan
langsung gaspol aja brouw, main taktik. Gimana taktiknya? Ya sekreatif lo aja. Yang
penting mah usaha tapi jangan di awal doang!
Balik lagi,
bisa nggak sih bilang kata-kata yang bagus? Lo nggak tahu semalam sebelum lo
katain itu dia udah nangis sebanyak apa? Lo malah nambah beban pikiran aja. Mana
cewek tuh makhluk paling gampang insecure
yang beda banget sama kaum cowok kalau lihat cermin suka muji diri sendiri.
Dari banyak kasus yang gue temui, setiap cewek bercermin tuh sebelum dia memuji
dirinya sendiri pasti yang dilihat kekurangannya dulu. Sadar maupun enggak. Jujur
aja gue juga mau merubah hal itu. Nggak mustahil kalau mau dicoba. Wish me luck, lol.
Okay udahan
ya hahaha topik kali ini mungkin masih terlaalu dangkal. Sampai bertemu lagi
dilain hari yaw!
Komentar
Posting Komentar