"When I see stars, I remember You."
Mungkin kata-kata itu yang cocok untukmu saat ini, di keadaan tanpa bicara, tanpa tahu kabar satu sama lain, kukira aku akan terus-terusan menangis tapi ternyata tidak, hanya sesekali dalam satu minggu atau satu bulan ketika aku benar-benar merindukanmu. Perasaan begitu bermain-main ketika aku membiarkannya bebas tanpa adanya peraturan-peraturan yang mengekang, bertingkah seenaknya, merindu sesukanya, kecewa lalu menyombong bahwa ia dapat dengan bebas melakukan apapun itu dan akhirnya merasa kosong, kesenangan dan kebahagiaan datang sesekali untuk berkunjung namun tak pernah mau untuk singgah lebih lama.
Aku sangat menyukai benda langit, galaxy, dan begitu juga kamu meski mungkin kadar kesukaan kita berada pada level yang berbeda tapi itu bukan masalah karena itu bukan poin utamanya. Poin utamanya adalah akankah aku akan terus seperti ini? Aku merasa bahwa perasaanku lama-lama konyol. Masih mencintai seseorang yang sudah jelas-jelas tidak mencintaiku, sembilan bulan lamanya dengan perasaan yang sama tidak pernah menjadi kelebihan kecuali pada saat lawan jenis datang dan menawarkan kenyamanan karena sesungguhnya aku lebih nyaman untuk menolak mereka daripada dengan mudah mengucapkan "iya". Lebih leluasa berkelit dan menghindar mencari alasan untuk tidak terlibat lebih jauh dengan mereka daripada terasa berat karena dihatiku masih ada kamu.
Aku telah kembali ke kota rantauku, dulu kita sempat berjanji untuk bertemu bulan september dan kamu bilang akan mengajakku ke tempat-tempat favoritmu tapi aku dengan tidak tahu diri malah mengacaukannya, perpisahan yang tidak seharunya terjadi itu malah terjadi karena kesalahanku sendiri. Tapi apakah iya aku sesalah itu ketika kamu juga tidak pernah menyatakan perasaanmu secara terbuka kepadaku? Apakah aku terlihat bodoh saat itu hingga kamu tidak yakin denganku. Ah, mungkin saja waktu kita yang terlalu cepat? iya kan? semuanya masih sangat baru untuk dua orang asing menjalin hubungan, kamu yang dulu sempat merasakan hubungan lama dengan seseorang yang sangat cantik di masalalumu malah bertemu denganku yang bahkan tidak secantik itu. Apa kamu malu? Jika demikian, maka keputusanku benar untuk pergi darimu. Tidak ada yang dapat diharapkan dari seorang yang malu terhadap pasangannya. Kalau aku salah dalam mengartikanmu maka beri tahu aku, semuaanya, sejujur jujurnya. Apa yang kamu rasakan kepadaku? Termasuk perasaanmu ketika aku mengirimimu surat surat konyol itu dan kemudian melangkah keluar dari hidupmu, apakah kamu senang? Beri tahu aku ya meski aku tahu itu akan sangat musahil karena mungkin kamu tidak akan pernah membaca tulisan ini.
Hmm sebenarnya topik ini melenceng, oiya untuk satu hal lagi, baru kali ini juga aku dominan menyukai seseorang karena kekurangannya, kekuranganmu, hal itu malah membuatku bersemangat untuk menyukaimu tapi masih tetap kalah dengan rasa insecureku. Kalau boleh jujur aku ini juga pencemburu, sial, aku sendiri tidak suka dengan sifatku yang ini. Huft, oiya, kalau kubilang aku ingin sejak awal tidak tahu kamu maka sebenarnya itu tidak benar. Bagaimana bisa aku ingin tidak mengenalmu sejak awal jika aku sangat bersyukur untuk bertemu denganmu? Terima kasih telah selalu ada dihatiku dan membuat hatiku aman untuk terus mencintaimu tanpa tahu seperti apa perasaanmu kepadaku selama sebelas bulan terakhir ini. I love you my Altair.
(ini dulu, kalau ada lagi nanti nyusul wkwkwk)
Rabu, 11 Februari 2021, 1:37. Malang, Indonesia.
Komentar
Posting Komentar