Pernah nggak sih lo merasa menemukan jiwa yang sangat ingin lo kasihi? Kayak semua kebaikan, kelembutan lo yang jarang banget lo tunjukkin buat orang lain tiba-tiba muncul dan memaksa untuk keluar tanpa diminta karena lo ketemu jiwa itu?
Gue pernah. Sekali. Gue orangnya soft kalo sama anak kecil tapi untuk yang seusia atau yang lebih tua beberapa tahun, gue biasanya b aja, soft kadang dikit tapi ga banget. Nah pas ketemu seseorang ini gue jadi yang cheesy banget sampe gue sendiri bingung "kok bisa sih gue jadi kayak gini?" hahahaha.
Namun semua itu nggak berakhir baik, gue yang masih bercap kenangan buruk masa lalu masih belum bisa leluasa mengekspresikan perasaan gue, ngeselin nggak sih? Jujur, iya pake banget! Gue jadi mempertanyakan diri gue sendiri tentang apa yang gue lakuin? Emangnya dia mau menerima ya? Emangnya gue bakalan pantas ya buat dia? Gimana kalau ada yang lebih baik dari gue? Iya, singkatnya gue nggak percaya diri, gue cenderung meragukan diri sendiri. Ini sungguh kekalutan gue saat ini. Merasa nggak pantes buat siapa-siapa, kurang mencintai diri sendiri, merasa nggak akan bisa memenuhi ekspektasi orang, merasa bahwa diri gue ini rendah banget dibandingkan yang lainnya dan merasa selalu salah ketika melakukan apapun. Padahal seharusnya semua hal itu nggak perlu kan?
Beberapa bulan berselang setelah terakhir kali gue masih bersama orang ini dan merasakan hal-hal demikian yang kira-kira udah 5 bulan, kini gue mulai mencoba lebih berani lagi dan percaya pada diri gue sendiri, mencintai diri sendiri nggak pernah semudah itu sejak dulu bahkan sampai saat ini, lebih tepatnya buat gue. Masih banyak hal yang perlu gue sesuaikan dengan situasi dan kondisi karena sebelumnya gue merasa nggak mencintai diri sendiri itu suatu hal yang biasa, sebab apa? Sebab gue sejak dulu belom pernah jatuh cinta hahaha sampai umur gue sembilan belas tahun dan ketemu sama orang ini, seneng sih gue pas gue ulang tahun diucapin sama orang yang spesial apalagi cinta pertama mana pas posisinya lagi deket juga kan, ceileh wkwkwk.
Tapi.. Kenapa kok malah merembet ke jatuh cinta? Karena sob, ketika lo jatuh buat orang lain tapi lo belom dalam kondisi mencintai diri lo sendiri, jatohnya lo tersiksa dan bisa aja menyiksa dia (kebanyakan terjadi ketika lo sama orang lo punya mutual feelings), mau melangkah kemana-mana ragu, merasa diri nggak pantes malah kek orang bodoh kalo salah tindakan. Tapi apa yang gue lakukan saat itu juga terkesan bodoh sih, karena gue pergi. Hahaha, jujur banget gue selalu ada pilihan untuk menetap tapi gue malah memilih pergi. Bukan karena gue udah nggak suka, kalo suka sama sayang sih masih banget yaampun gue nggak ngerti lagi bahkan keknya masih deh sampe sekarang wkwk, gue pergi ya karena hal-hal ngeselin itu, aduh kesiksa banget batin gue kepikiran dan mempertanyakan diri sendiri:( dan hal ini berdampak pada kisah cinta gue, bukan cuma itu, mental gue juga, kesehatan mental ini penting banget loh apalagi yang masih muda kayak gue gini.
Mumpung masih muda, gue merasa perlu mengambil keputusan, gue memilih diri sendiri dan menyelamatkan setidaknya dua orang secara nggak kerasa atau gue menetap dan kemungkinan bisa menyakiti dua orang atau lebih. Pilihan gue jatuh pada kata 'pergi'. Bukan semata buat gue, tapi juga buat dia. Nggak mau dong gue kalau orang yang gue sayang terjebak sama orang 'damaged' kayak gue ini, gue mau lebih baik meskipun nantinya gue nggak bakal berakhir sama dia lagi. Nggak apa-apa, minimal dia terbebas dari gue yang masih belom baik-baik aja ini. HAHAHAHA iiihhh kadang gue merasa jijik sama ketikan gue sendiri astagaaa wkwkwk.
Gue selalu berharap yang terbaik, untuk dia, untuk oang sekeliling gue, untuk temen-temen gue, untuk yang pernah baik ke gue, dan untuk diri gue sendiri.
Gue selalu meminta ke Tuhan untuk gue bisa lebih menerima diri gue sendiri, gue mau jadi orang yang nggak selalu mempertanyakan kelayakan diri gue sendiri, gue mau jadi orang yang percaya diri serta percaya bahwa gue ini pantas dan bisa, gue mau sepercaya diri cover yang gue tampilkan, gue mau ketawa puas tanpa berfikir setelahnya "Apa gue berlebihan? Apa mereka setelah ini masih mau berteman sama gue? Apa iya gue harus bersikap kayak gini?" Gue mau meminimalisir keraguan pada diri sendiri dan orang lain, soalnya gue nggak mau menyadari dan mengambil tindakan untuk hal-hal ini telat atau nggak sama sekali. Gue nggak mau menjadi gue yang penuh negativity dalam berfikir dan berprasangka, gue mau jadi diri yang positif secara nyata.
Dan syukurlah, beberapa bulan berselang gue mulai benar-benar bisa menerapkan hidup positif itu setelah gue selesaiin masa galau gue hahah, tiga bulan gue nangis-nangis bombay tiap malem astagaaaa huhuhu setelah itu gue diet, self love, mau mencoba mengubah penampilan bukan buat memikat mata lain yang melihat tapi untuk tahap love myself, soalnya kata YouTuber fav gue sih lakukan yang bisa membuat lo bangga dan cinta sama diri sendiri dan gue rasa hal itu ada benarnya juga. Humm kayaknya udah segini dulu wkwk, ciao!
Komentar
Posting Komentar